‘’Siapa yang dapat mengambil ibrah dari peristiwa Sejarah, kemudian membangun peradaban yang baik. Maka dialah yang membangkitkan nilai-nilai kebaikan Islam sebagai kekuatan yang bekerja dalam kecerdasan nyata dan mensejarah’’
Teringat perkataan Ust. Tulus ketika kajian pekanan bahwa bekerjalah sesuai pasionmu, kamu jurusan pendidikan, maka jadilah pendidik yang baik, kamu jurusan Teknik, maka jadilah teknisi yang baik. Namun jangan lupa kotribusi kita dalam dakwah. Mereka yang belum paham agama, tapi pintar dalam usaha. Maka peluang surga mereka bisa jadi memberikan lahan tanah untuk mereka yang paham agama. Salah satu penutur khutbah di masjid Imam Balqi mengatakan ‘’ada sepuluh Hos Cokroaminoto, akan mengguncang dunia’’ .
Pimpinan Sarekat Islam Hos Cokroaminoto yang kemudian berubah Sarekat Dagang Islam. Beliau mengajarkan konsep Islam harus kaya secara lahiriah dan bitiniah, pintar dalam usaha agar tidak di monopoli oleh penjajah. Hos Cokroaminto rela meninggalkan jabatan sebagai bupati ponorogo yang kala itu digaji dengan 10 gulden. Hos Cokroaminoto lebih memilih untuk berhaji sekaligus menimba ilmu di Mekkah. Perjalanan ke Mekkkah dulu harus ditempu bermil-mil, berbeda dengan hari ini kita bisa menggunakan pesawat hanya dalam waktu 10 jam. Maka beliau belajar kepada banyak ulama mekkah kala itu dan Kembali dengan membawa gelar Haji Oemar Said (HOS).
Ibarat PMA (Pondok Mahasiswa Azzakiyah) maka disinilah Hos Cokroaminoto melahirkan tokoh-tokoh besar, berawal dari sebuah kos-kosan kecil yang dihuni oleh Soekarno, Semaoen, Alimin, Muso, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjon mampu mengubah Hindia Belanda menjadi Indonesia tercinta. Hadji Oemar Said Cokroaminoto merupakan seorang ulama, pedagang, politikus, dan pahlawan Nasional. Ia merupakan seorang tokoh yang memperjuangkan status bumiputra untuk mendapatkan kedudukan setara dengan orang-orang asing. Ia sangat disegani oleh banyak orang, terutama dari golongan Nasionalis Islam. Seorang pendidik yang mampu menanamkan konsep Islam kepada murid-muridnya agar terbebas dari belenggu perbudakan.
Hos Cokroaminoto juga memadukan konsep sosialisme dan islam. Bagi Tjokroaminoto, Islam dan sosialisme bukanlah dua kutub yang berseberangan dan menjadi pertentangan. Justru sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan menghasilkan perpaduan yang sangat apik. Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh muslim pertama di Indonesia yang menggagas perpaduan Islam dan sosialisme untuk pertama kalinya. sosialisme sebagai hubungan pertemanan/persahabatan yang erat. Sosialisme berprinsip satu untuk semua dan semua untuk satu serta saling bertanggungjawab antar-sesama, atau dalam bahasa Tjokroaminoto: “Cara hidup yang hendak mempertunjukkan kepada kita bahwa kita adalah yang memikul tanggung jawab atas perbuatan kita satu sama lain.
Maka untuk membangun peradaban yang mulia jadilah pendidikan yang pintar bersosialisasi dengan didasari oleh pondasi agama yang kuat. Sosialisme Islam adalah pergerakan sosialisme yang dikontrol oleh identitas keislaman untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia maupun akherat. Sehingga dalam sosialisme Islam karena kekuasaan tidak diserahkan kepada kabinet, parlemen, atau golongan partai yang mewakili kepentingan kelompok tertentu. Tjokroaminoto mengatakan, undang-undang mengatur pemerintahan berasal langsung dari Tuhan sehingga tidak ada individu atau kelompok tertentu yang bisa mengubah aturan tersebut untuk kesenangan atau kepentingannya sendiri.
Mas Arif (Santri Pondok Mahasiswa Azzakiyyah)