Amalan Dalam Pergaulan
Lebaran sebentar lagi. Akan segera bertebaran di media sosial kita permohonan maaf lahir dan batin. Ada yang memang benar benar mohon maaf karena insyaf banyaknya kesalahan dalam pergaulan. Ada juga yang hanya ikut ikutan mohon maaf untuk meramaikan hari lebaran.
Idealnya mohon maaf dilakukan sepanjang waktu jika kita merasa memiliki salah dalam pergaulan. Namun mohon maaf saat lebaran adalah bagian dari karifan lokal, warisan budaya khususnya di nusantara. Memanfaatkan moment berkumpul di bulan lebaran untuk maaf – maafan, dan itu tidak bertentangan dengan nilai – nilai keislaman.
Memaafkan adalah bagian dari manajemen (pengelolaan) dalam berhubungan sesama. Apalagi dalam berhubungan kita bisa bertemua dengan banyak model hubungan. Hubungan yang saling menguntungkan, hubungan yang menguntungkan sepihak, hubungan yang saling merugikan, dan hubungan yang merugikan sepihak, ada juga hubungan yang tidak saling menguntungkan dan tidak saling merugikan.
Jika berhubungan saling merugikan atau merugikan sepihak, maka sebaiknya kita bisa melakukan amalan Tarku Jamil, yaitu meninggalkan tanpa melukai, menghindar tanpa menyakiti. Jika bertemu hanya akan menyakiti maka berpisah dan saling berkirim doa lebih baik. Tanpa menyakiti, tanpa merugikan.
Jika berhubungan saling menguntungkan atau menguntungkan sepihak, maka sebaiknya kita melakukan amalan afwun karim, yaitu memaafkan dengan kasih sayang, memaafkan tanpa mengungkit – ungkit kesalahan. Biarlah ada kesalahan namun kita maafkan karena ada kebaikan dalam berhubungan.
Jika berhubungan saling menguntungkan atau menguntungkan sepihak namun terasa berat dalam berhubungan, maka sebaikanya kita melakukan amalan shabrun jamil, yaitu kesabran tanpa menggerutu, “sabar ora gresula”. Biarlah berat dan tidak mudah dalam hubungan ini, tapi sabar dan sabar karena ada keuntungan dan kemanfaatan dalam berhubungan. Aamiin.
Jika takbir bulan syawak sudah dikumandangkan, selamat hari raya, selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin.
Tulus Prasetyo