Contoh lain yang menunjukkan semangat dan aktivitas dina mis, tergambar dalam diri seorang wanita yang usianya hampir mencapai 50 tahun. Setiap harinya, ia datang ke sekolah tahfizh disertai tiga anak kecilnya yang masih berusia belia. Meski demi kian, ia semakin bersemangat di antara para hafizhah lainnya. Seiring bergulirnya tahun, ia menggabungkan antara hafalan dan tafsir. Namun, di musim panas, ia langsung memfokuskan diri pada pelajaran-pelajaran ilmiah yang diadakan melalui kegiatan kegiatan liburan musim panas karena menurut hematnya, liburan musim panas yang panjang itu menjadi peluang untuk menjalani halaqah tahfizh dan materi-materi ilmiah secara bersamaan.
Selain itu, kebutuhan masyarakat akan ilmu-ilmu syar’i yang beraneka ragam di samping ilmu Al-Quran yang seyogianya setiap muslimah mengetahuinya. Sehingga, seorang muslim akan mampu mengambil manfaat bagi agama dan juga bagi akhiratnya. SH menuturkan, “Hafalan Al-Quranku dan materi ilmu ilmu syar’i yang saya pelajari menjadikan saya lebih perhatian dan komitmen untuk menerapkan berbagai pilar dan asas agama kita yang lurus. Di samping itu, mampu menjauhkan diri dari berbagai hal yang menimbulkan keraguan atau syak wasangka, atau dapat membawa beragam fitnah seperti pasar dan tempat-tempat umum lainnya.”
Diambil dari Buku Kisah inspiratif para penghafal alquran karya Ahmad salim badwilan
(BEGE).