Kata sontoloyo sering kami dengar sewaktu tinggal di bloro jawa tengah. Kata ini adalah julukan untuk orang yang sering menggembala kawanan bebek bebek ke sawah atau ke ladang. Jumlah bebek yang digembalanya beragam, kadang 10, kadang 20, kadang 50, kadang 100, bahkan ada juga 150. Sontoloyo selalu bertanggung jawab pada semua bebek yang dia gembalakan.
Layaknya seorang pemimpin untuk kawanan bebek, sontoloyo selalu menjalankan peran – peran mengarahkan, mengontrol, membuat nyaman, menumbuhkan, memberi rasa aman, dan menjaga produktifitas bebek – bebeknya. Peran – peran yang tak mudah, terlebih di era dimana bebek – bebek sudah kehilangan jati diri sebagai bebek dan tak tahu menahu soal sontoloyo.
Seperti biasanya sontoloyo akan terbangun di pagi hari, suara – suara bebek yang dia pimpin didengarnya dengan hati yang lapang, kegembiraan, dan tanda bahwa bebek – bebek tersebut sudah lapar dan siap untuk digembalakan. Suara bebek ini didengarkan sebagai aspirasi untuk kebaikan bersama sehingga sontoloyopun berlapang dada, meski kadang masih ngantuk, dan suhu udara mendukung untuk sarungan lagi. Katanya sontoloyo terinspirasi saat mendengar di rodio tentang ulasan kepemimpinan demokrasi.
Saat keluar dari kandangya dan berjalan ke tempat pengembalaan sontoloyo memilih menempatkan diri di belakang. Tangannya memegang tongkat kecil dan panjang berumbai plastik sebagai tanda jika bebek yang digembalanya salah jalan. Posisi dibelakang adalah bentuk kepercayaan sontoloyo kepada bebek – bebeknya, dia percaya jika bebek – bebeknya siap dikontrol dan diarahkan. Terlebih mereka sudah saling percaya bahwa tempat gembalaan yang subur yang mereka tuju adalah impian bersama. Sontoloyo tidak harus di depan, tidak harus terlihat memimpin, tidak harus diprotokoli ala pejabat yang selalu rindu media massa. Kepercayaan pada visi yang telah ditumbuhkan pada pengikutnya membuatnya tidak harus didepan, kuatnya ikatan pada visi bersama, membuat ia siapa dimanapun posisinya. Eh ternyata sontoloyo perna dapat cermah di di kelurahan tentang model kepemimpin visioner.
Sesampainya di pengembalaan sontoloyo akan membiarkan bebek – bebek mencari makan. Dia hanya menunggu di tepian sawah, bisa ditinggal ngobrol, bisa ditinggal tidur, bisa ditinggal cari belut atau cari keong dengan sesekali melihat bebek – bebeknya. Seolah – olah sudah terbangun afiliasi yang baik antara keduanya. Hubungan saling memahami antar sontoloyo dan bebeknya bisa terlihat disini. Sontoloyo terkadang hanya menancapkan tongkatnya di tepian sawah sebagai komunikasi jangan sampai lewat tanda ini. Bebeknya pun mengerti. Seolah mereka saling menjaga hubungan dan amanah tersebut. Model kepimpinan yang fokus pada menjaga hubungan ini dia istilahkan kepemimpanan model afiliasi.
Tak kala sudah waktunya pulang. Sontoloyo mengumpulkan bebek – bebeknya dengan suara khas. Panggilan itu direspon bebek dengan bergerak menuju sumber suara tersebut. Soal panggilan panglima TNI pada prajuritnya, mereka serentak mengikuti tanpa merasionalkan kenapa harus mendekat. Baru setelah semua mendekat sontoloyo mengomandokan agar bebek – bebek kembali ke kandang. Nampkanya sontoloyo pernah ikut upacara dan mengerti maksud model kepemimpan komando.
Ditengah jalan pulang biasanya ada saja bebek – bebek yang kelelahan. Bebek tersebut bisa memang lelah, atau terdesak oleh kawanan yang lain. Jika ia tertinggal di belangkang maka sontoloyo akan mengambilnya kemudian meilihatnya ala seorang pelatih yang sudah ahli. Dia menilai ini karena kelelahan atau karena posisi yang tidak mendukung. Jika karena kelelahan dia akan bawa bebeknya, jika karena terdesak dia akan letakan bebek tersebut di posisi depan agar bisa jalan dan tidak teritinggal lagi. Model ala pelatih atau pembina yang mencoba memahami setiap bebeknya ternyata terinspirasi dari pengajian bersama orang kota lulusan kampus ternama yang memberi nama pengajianya dengan nama tarbiyah pekanan.
Baru sesampainya di kandang dia berhitung lagi telur dan bebeknya. Jika telurnya banyak bersyukurlah ia karena uang yang dikantongin juga banyak sehingga ada sisa buat ngopi di warung tetangga. Jika telurnya tak banyak dia bersyukur dan bersabar, sambil sesekali muhasabah apa yang kurang dari model kepemimpinan sontoloyo yang dia terapkan. Sekian.
2 Comments
[…] Baca Juga : Refleksi Kepemimpinan Sontoloyo […]
[…] Baca juga : Refleksi Kepemimpinan Sontoloyo […]