Membangun Pendidikan Karakter Mahasantri Azzakiyah sebagai Amal Jama’i
Pesantren Mahasiswa Azzakiyah Sebagai lembaga pendidikan non formal cabang dari Pondok Pesantren Tahfiz Putri Azzakiyah Bantul. Sebagai lembaga yang tidak berafiliasi dengan perguruan tinggi tertentu. PMA ini sifatnya inklusif yang mana menerima mahasiswa berbagai macam perguruan tinggi dan lulusan SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang berasal dari UGM, UNY,UPN, universitas Aisyiah dan masih banyak lagi.
Sebagai lembaga pesantren yang diasuh oleh seorang mudabir lulusan kedokteran UGM dr. Rouhun Munajih. PMA memiliki program-program khusus, tidak hanya berfokus pada hafalan Qur’an namun bagaimana mahasantri dapat membangun sebuah karakter yang kokoh. Beberapa Tiga instrument program utama yakni Hafalan Qur’an, Hafalan Hadis Arbain & Kitabu Jami’, Peminaan Karakter & softskill.
Utamanya melalui kajian pekanan bersama Ust. Tulus Presetya. Mahasantri didik agar siap menerapkan ilmunya terhadap masyarakat. Mahasantri di bina agar nantinya mampu mengajar ngaji di masyarakat. Kajian pekanan berorientasi pada penanaman ilmu berkehidupan pada Mahasantri Azzakiyah. Hafalan kitabu jami’ yang nantinya diamalkan, tanggung jawab mengambil peran sebagai pemimpin seperti Khutbah, Kultum di masjid-masjid. Begitupun silaturahim kepada masyarakat setempat.
Maka ‘’Al-Ilmu bilaa amalin kassajarin bilaa tsamarin’’ ilmu tanpa pengamalan itu bagaikan pohon tak berbuah. Dan dari sebelum Ibnul Jauzi mengajarkan kita tentang pentingnya amal setelah berilmu, telah lebih dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita; Dari Abu Barzah Al Aslami rādhiyallāhu ‘anhu, Nabi shāllallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘’Telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat kelak hingga ia ditanya tentang empat hal : (salah satunya adalah) tentang ilmunya, apa yang sudah ia amalkan dari ilmunya tersebut?” (HR. Tirmidzi dan beliau berkomentar : “hadits hasan shāhih”).
Ust. Tulus selalu menekankan pada amal, amal, amal. Amal apa yang kita tanam di dunia yang nantinya sebagai bekal kita di akhirat. Tak penting seberapa banyak ilmu, selagi itu tidak diamalkan maka buahnya akan membusuk. Lebih baik sedikit ilmu tapi diamalkan. Ada dua amal yang dimiliki manusia ketika menghadap Allah SWT, yakni amal shaleh dan amal jariyah.
Bagaimana kita ikut membantu pesantren dalam hal pikiran, tenaga. Mengurus umat bersama, mengajak kembali kepada Qur’an. Begitu pula dalam firman Allah yang lain: “Wa’tasimu bihablillahi jami’an walaa tafarraqu” Dan berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai, Allah menyebutkan perintah ini dalam bentuk jamak dan dalam ayat yang lain, “Wata’aawanu ‘alal birri wattaqwa” dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah, juga dalam firman Allah, “Waltakun Minkum Ummatun yad’uuna ilal khair “ Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan.
Banyak potensi mahasantri yang tersimpan tapi tidak terhimpun bahkan berserakan di sana-sini. Persis seperti daun-daun yang berhamburan, tidak menggayut di pohonnya. Sehingga pendidikan karakter melalui pesantren menjadi solusi yang terbaik. Pesantren Mahasiwa sebagai wadah untuk menumbuhkan pendidikan karakter sebagai amal jama’i. sesuatu yang sangat urgen untuk dipelajari dalam ilmu berkehidupan. Sebagai mahasantri Azzakiyah harus semangat untuk mengumpulkan atau menyimpulkan visi dalam rangka persaudaraan dan saling tolong menolong antara yang satu dengan yang lain diantara kita ummat Islam.
Mas Arif (Mahasiswa S2 Pendidikan UNY, Santri Pondok Mahasiwa Azzakiyyah)