Kisah Pemilik Kebun dan Pertobatanya
Al kisah ada sebuah keluarga yang memiliki kebun buah. Kebun tersebut sudah saatnya panen. Salah satu dari anggota keluarga tersebut berkata “besok kita akan panen, kita pasti panen besar”. Keyakinanya pada “panen besar” membuat ia lupa berkata Insya Allah. Seolah – olah mereka yang memastikan akan panen, lupa bahwa semua ketentuan itu hanya milik Allah. Allah Yang Maha Memastikan, bukan manusia.
Malam harinya mereka sudah berencana berangkat pagi – pagi. Tujuanya bukan mengejar keberekahan waktu pagi. Tapi mengikuti saran “berangkatlah pagi – pagi agar orang miskin tidak tahu kalau kita panen, sehingga mereka tidak akan meminta hasil panen kita”. Keluarga ini berharap tidak bertemu orang miskin sehingga panen bisa lebih banyak. Rasa tamak dan serakah seakan menguasi hati mereka, mereka lupa bahwa sebagain dari hasil panenya ada hak yang Allah wajibkan bagi orang miskin. Rasa cintnya akan “panen besar” membuat mereka lupa diri, dikiranya dunia ini hasil ikhtiarnya saja.
Akhirnya, Allah timpakan adzab pada kebun mereka. Sesaat setela mereka tiba di depan kebunya, sontak bergetar hatinya, kebunya yang diharapkan akan memberikan panen besar terbakar habis, daun dan pohon menghitam, tidak tersisa sedikitpun buahnya, hanya panggkal pohon saja yang tertinggal.
Kemudian satu diantara mereka berkata;
فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوٓا۟ إِنَّا لَضَآلُّونَ
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), (Al Qalam : 26)
Disusul salah seorang yang dikenal paling bijak diantara mereka berkata;
أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ
“Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?” (Al Qalam : 28)
Setelah itu mereka semua insaf akan perbuatanya, kemudian bersama – sama mengatakan dengan penuh kesadaran;
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَ رَبِّنَآ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ
Mereka mengucapkan: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. (Al Qalam :29)
عَسَىٰ رَبُّنَآ أَن يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا رَٰغِبُونَ
Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita. (Al Qalam : 32)
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah yang telah menceritakan kisah keluarga pemilik kebun diatas kepada kita. Kita belajar bahwa berbuat salah adalah sangat mungkin bagi manusia. Bahkan kita sadar bahwa manusia tempat salah dan lupa. Terkadang Allah justru takdirkan kita berbuat salah untuk menguji sikap kita. Apakah kita adalah orang yang tidak pernah mau menyadari akan kesalahan kita?. Apakah kita adalah orang yang sadar akan kesalahan kita namun enggan bertobat pada Allah?. Apakah kita adalah orang yang sadar akan kesalahan kita lalu segera bertobat pada Allah ?.
Ya Allah anjurkan adalah kita berbuat salah lalu segera meminta ampunan padaNya. Aamiin
Tulus Prasetyo
Pesantren Azzakiyyah