BERMIMPI DALAM NAUNGAN ATAP PONDOK
Mimpi atau impian adalah bara bagi seseorang untuk terus melangkah maju, mengasah kemampuan, dan membakar semangat demi terwujudnya mimpi atau impian tersebut. Mimpi atau impian itulah yang membuat langkahku terus berjalan meski terkadang tertatih dan tertahan. Aku merupakan seorang pemuda biasa yang memiliki impin dan mimpi yang cukup tinggi. Latar belakang dan kondisi awal ku membuat rasanya mimpi itu seakan hanya menjadi angan-anagan yang tak kan pernah tercapai. Tetapi aku menjadikan mimpi itu sebagai bara untuk terus membakaar semanagatku hingga dapat terus menggerakkan langkahku dan terus mengasah kemampuanku. Aku akan mulai bercerita dari bagaimana aku mengawali mimpiku dan “apa itu” yang ku sebut-sebut sebagai mimpi ataua impian. Saat ini aku merupakan seorang mahasiswa yang berada di jurusan yang mungkin bagi sebagian orang menganggap jurusan itu aneh dan asing, yaitu jurusan teknik nuklir. Dari jurusan ini aku belajar bayak hal yang salah satunya sangat memotivasiku untuk terus mengejar pendidikan hingga ke jenjang S2 untuk memperdalam pengetahuanku di bidang teknik nuklir. Namun, di Indonesia sangat jarang Universitas yang memiliki program studi pascasarjana teknik nuklir dengan kualitas yang bagus. Hal tersebut mengakibatkan aku harus mencari Universitas hingga keluar negri untuk bisa mendapatkan pendidikan di bidang teknik nuklir yang memiliki kualitas bagus. Ini adalah awal mula aku mengawali mimpiku untuk bisa berkuliah diluar negri demi bisa menambah keilmuan dan kebermanfaatan diriku sebagai seorang Mahasiswa teknik nuklir. Singkat cerita, mimpiku untuk bersekolah keluarga negri memeberikan semangat baru bagiku untuk terus berusaha memksimalkan waktu yang kumiliki di dunia kuliah S1 untuk memeprsiapkan diri sebaik mungkin untuk bisa menghadapi persaingan pendaftaran S2 keluar negeri dengan beasiswa. Salah satu tantangan yang sudah kuperkirakan ketika aku beran mengambil keputusan untuk “bermimpi” kuliah di luar negri adalah bagaimana menjaga prinsip dan keistiqmahan ibadah dan agamaku selama menjalani pendidikan di luar sana. Hal ini menjadi pertimbangan yang kuat didasari dari negara tujuan kuliahku merupakan negara-negara yang dimana agama islam merupakan minoritas disana. Berdasarkan hal itu, aku harus bisa mempersiapkan batiniahku dan benteng diri yang kuat sebelum aku beranjak untuk menggapai mimpiku itu. Allah yang maha baik membuka jalan kebaikan itu dengan mengenalkan program Pondok Mahasiswa Azzakiyah melalui mas Uun yang kukenal sebagai senior dalam komunitas pengajar Melalui perkenalan itu, aku berniat menjadikan Pondok Mahasiswa Azzakiyyah sebgai saranaku untuk memperkuat benteng diriku dalam menjaga keimanan.
Singkat waktu, tanpa terduga lagi-lagi Allah sang maha baik memberikanku pembuka jalan dan peluang untuk dapat memaksimalkan langkahku untuk menggapai impianku. Allah yang maha baik memeberikan kesempatan kepadaku untuk dapat menjadi perwakilan dari negaraku Indonesia untuk menghadiri acara bootcamp inovasi nuklir yang diselenggarakan di University of Wisconsin, Madison USA. Dari kegiatan tersebut aku belajar banyak hal yang salah satunya adalah ketika aku berada di lingkungan minoritas yang notabenenya lingkungan itu akan menjadi lingkungan keseharianku ketika aku menggapai mimpiku nanti untuk berkuliah S2 di luar negri adalah aku harus sekuat mungkin dapat menjaga iman dan agamaku. Ditengah lingkungan yang sangat liberalis aku harus dituntut untuk dapat mejjaga diriku agar tidak terbawa arus dan tetap menjadi pribadi muslim yang baik. Dari acara yang kujalani tersebt seakan allah ingin memberikan gambaran bahwa aku harus lebih mempersiapkan diriku, harus lebih memeprsiapkan benteng agama dalam diriku, dan harus memperkokoh kembali pendirianku sebagai seorang muslim. Hal inilah yang menjadi semangatku dan kepastian langkahku untuk dapat berproses di Pondok Mahasiswa Azzakiyyah. Pondok Mahasiswa Azzakiyyah banyak memeberikan gambaran padaku terkait sikap, prinsip, dan marwah sebagai seorang muslim dan pemimpin. Beradanya aku di Pondok Mahasiswa azzakiyyah (PMA) ini seakan menjadi jalan bagiku dan jawaban doa yang allah berikan untuk aku bisa memeprsiapkan diriku dengan baik sebelum aku menjemput impian yang telah kutetapkan. Pondok Mahasiswa azzakiyyah mengajarkanku untuk dapat mebagi waktu antara menjalani perkuliahan di semester akhir dengan berinteraksi menghafalkan Al-Qur’an. Kegiatan-kegiatan Qur’aniah di PMA memberikan gamabaran yang keras untuk itu yaitu meskipun sesibuk apapaun aku terhadap dunia, Al-Qur’an tetaplah menjadi pedoman dan tempat kita kembali serta sumber keberkahan. Di PMA juga aku diarahkan untuk bertemu dengan orang-orang yang hebat seperti salah satu Pembina pondok yaitu ustaz Agung Bramanthya yang merupakan dosen UGM dengan segudang prestasi namun dakwah dan interaksinya dengan Al-Qur’an sanagtlah luar biasa. Ini memberikan gambaran kepadaku bahwa al-Qur’an akan menjadi pedoman dan rahmat bagi ilmu yang manusia itu tekuni dan menjadi bahan bakar kebermanfaatn atas ilmu itu. Kemudian di PMA juga aku diajarkan bagaiman hidup ditengah masyarakat dengan segala dinamika yang ada dan bagaiman dapat mengetauhi apa yang menjadi keresahan masyarakat dan apa yang mereka perlukan. Dari sini aku belajar bahwa sebagai seorang yang memiliki ilmu, tiada gunanya tanpa ilmu itu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Sejauh ini aku baru sekitar 4 bulan menjalani kehidupan di PMA, namun sudah sangat banyak ilmu yang ku peroleh, sudah sanagta banyak pelajaran yang ku dapat dan sudah banyak penguatan prinsip yang kurasakan. Di naungan atap pondok ini juga aku dipertemukan dengan teman-teman shaleh yang memiliki mimpi dan impian nya masing-masing, dimana pada akhirnya kita bergerak bersama-sama menggapai mimpi kita masing-masing dalam naungan rahmat dan berkah Al-Qur’an. Dimana setiap diantara kita dalam ikhtiarnya dalam menggapai mimpinya menyertakan Al-Qur’an sebagai api penyemangat dan sumber keberkahan dalam setiap langkahnya. Disini aku sangat berharap banyak pemuda yang dapat merasakan betapa ikmatnya berusaha menggapai mimpi dalam naungan rahmatnya Al-Qur’an. Betapa manisnya perjuangan dalam menggapai mimpi jika diri ini ditemani dengan Al-Qur’an. Impian yang kubangun terasa sangat yata dan penuh berkah ketika aku melangkahkan kaki di PMA ini. Dan aku berharap langkah ini akan terus membawaku menjadi lebih dekat dan dapat menggapai mimpiku dengan penuh keberkahan dan kebermanfaatn. Dalam naungan atap yang sama, dalam prinsip Qur’aniah yang sama aku siap untu terus berdinamika dalam berjuang menggapai impianku melalui kehidupan di pondok Mahasiswa ini .
Ditulis oleh santri pondok mahasiswa azzakiyyah
Rakhmat Eko Saputro