Dewasa ini, telah banyak tersebar berbagai halaqah untuk menghafal Al-Quran. Meliputi pula lembaga-lembaga, perkotaan, dan perkampungan yang mampu meluluskan generasi muda peng hafal Al-Quran guna menumbuhkan asa dan perasaan bahwa kita pun sebenarnya mampu menjaga identitas umat dan berpegang teguh dengan pagar agama kita agar dijadikan sebagai undang undang bagi segenap umat manusia.
Pembicaraan tentang sebagian contoh yang terjadi saat ini dapat memotivasi para pemuda. Sehingga, mereka bisa melihat teman dan rekan mereka yang mampu menghafal Al-Quran. Akhirnya, semangat dan percaya diri mereka pun akan semakin bertambah.
Usianya Baru 12 Tahun Mampu Menghafal Ayat dan Nomor Ayatnya
Syaikh Muhammad Ad-Duwaisy menuturkan, “Ketika saya menjadi anggota Lajnah Tahfizh Al-Quran di sebuah lembaga sosial yang berkecimpung dalam bidang tahfizh Al-Quran, di antara peserta yang hadir ada seorang bocah yang usianya belum genap 10 tahun mampu menghafal Al-Quran secara penuh. Saya mengujinya untuk membaca sebuah ayat yang sangat sulit bagi para hafizh untuk dihafal. Namun, ia mampu menghafalnya tanpa ada yang salah meskipun satu huruf. Bahkan, salah satu peserta yang hadir baru berusia 7 tahun mampu menghafal Al-Quran secara sempurna. Demikian pula, seorang pemuda berusia 12 tahun mampu menghafal Al-Quran dengan baik dan mampu menghafalnya berdasarkan urutan nomornya,”
Biografi Para Lanjut Usia, Sebuah Contoh dan Teladan.
Hendaknya seseorang memulai menghafal Al-Quran sejak kecil. Sebagian pemuda memandang bahwa kereta telah lewat, umur telah tua sehingga pada gilirannya ia tak mampu lagi meng hafal Al-Quran. Ungkapan ini tidak menunjukkan kecermatan dan mengandung banyak cela serta kelemahan. Biografi sebagian para lanjut usia yang mampu menghafal Al-Quran di usia mereka yang senja adalah contoh nyata dan motivasi kuat bagi mereka tanpa mengurangi tekad para pemuda.
Ketika Islam datang dan Al-Quran turun, usia Nabi adalah 40 tahun. Di antara sahabat pun ada yang seusia dengan beliau. Bahkan, ada yang lebih tua dari beliau. Meski demikian, mereka mampu menghafal Al-Quran.
Ibnul Jauzi Mampu Membaca Sepuluh Qiraah dalam Usia 80 Tahun.
Ada sebuah kisah tentang Ibnul Jauzia bahwasanya ia mampu membaca dengan sepuluh macam qiraah ketika usia beliau telah mencapai 80 tahun. Hal ini kita jadikan sebuah gambaran tentang semangat tinggi yang mendorong syaikh yang telah memasuki usia tua, tulangnya telah melemah dan pandangannya mulai kabur. Semangat tersebut mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dan meluangkan waktunya untuk menghafal Al-Quran. Hal ini seolah-olah menyeru kepada kebanyakan orang yang mengatakan dan menggambarkan bahwa kereta telah meninggalkannya. Maka, kami pun menyeru, jika mereka saja mampu melakukannya, maka seharusnya Anda lebih layak dan bisa untuk melakukannya.
Diambil dari Buku Kisah inspiratif para penghafal alquran karya Ahmad salim badwilan
(BEGE)