Kata ramai diambil dari bahasa jawa, dari kata rame. Rame dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan riuh rendah, riang gembira, meriah, serba giat. Jika dalam bebasan rame ing gawe sepi ing pamrih, kata rame diartikan giat semangat, suka bekerja, dan selalu kontribusi dalam amal.
Baca juga : Mengajarkan Aqidah/Keyakinan kepada Muslimah Di PPTQ Azzakiyyah
Dari beberapa pengertian rame, ada satu hal yang masuk logika awam, yakni rame yang berarti bareng – bareng atau bersama – sama. Manamungkin akan terjadi rame jika tidak bersama – sama?, meski bersama tidak harus rame. Rame dalam artian kegembiraan bersama, gegojekan bareng, diskusi, saur manuk, saling kritik, saling oposisi untuk kematangan.
Amal secara umum dibagi menjadi dua, amal fardi (amal pribadi) dan amal jama’i (amal bersama). Amal pribadi tentunya tidak serame dari amal jama’i atau amal bersama. Karena amal fardi dari perencaan amal, praktek, dan evaluasi bisa dilakukan sendiri, sedang amal bersama, baru di level perencanaan saja sudah rame. Rame bukan berarti jelek, atau negative, tapi memang begitulah karakter amal jama’i, amal rame – rame.
Baca juga : Materi Pembelajaran Bahasa Arab di Azzakiyyah
Berjamaah rame ing gawe adalah jamaah yang rame dalam amal. Jamaah yang orientasi utamanya adalah kebersamaan (rame), ilmu, amal, dakwah, dan tarbiyah untuk kebersamaan. Jamaah yang punya perinsip pokoke bareng terus, pokoke rame terus. Berangkat dari kebersamaan untuk kebersamaan.
Jamaah yang punya kesadaran bahwa ilmu, amal, dakwah dan tarbiyah adalah kepentingan yang sangat mungkin membuat hening keramaian, membuat hancur kebersamaan dan membuat bubar jamaah. Karena kepentingan akan melahirkan golongan dan golongan beresiko memicu perlombaan, dan perlombaan akan memicu permusuhan kecil, dan permusahan kecil akan sangat mungkin menjadi permusuhan besar. Terlebih jika tidak dikelola dengan ketulusan untuk bersama.
Jamaah yang mencari ilmu, terus belajar untuk meramekan jamaah. Jamaah yang beramal terus untuk menguatkan jamaah. Jamaah yang dakwah dan tarbiyahnya ditujukan untuk menyatukan keramaian. Jamaah yang kepentingan utamanya adalah ngumpul bareng, ngumpul rasa, ngumpul pikir, ngumpul raga.
Allah berfirman dalam surat as saff ayat ke-empat
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kiranya kekokohan jamaah adalah hal yang dicintai Allah, berjamaah rame ing gawe adalah hal yang mengundang kecintaan Allah. Manamungkin bisa rame ing gawe kalau kepentingan utamanya buka ramenya, bukan barengnya, bukan kebersamaanya?.