Semangat yang tinggi, giat, dan dinamis adalah di antara faktor yang mengalir dalam tubuh dan menetap dalam jiwa ma nusia. Ia akan menempati hati setiap orang yang menghendaki ke baikan baik untuk dirinya atau bagi orang-orang yang ada di se kitarnya. berusia 50 tahun. Ia adalah seorang ibu dari empat anak anaknya yang tengah duduk di bangku sekolah yang berbeda-beda. la datang ke Saudi menemani suaminya untuk mencari pekerjaan dan berharap bisa mendapatkan hari esok yang lebih baik bagi diri dan keluarganya. Ia melihat kepada sekelilingnya.
Ternyata ia mendapati para tetangga yang banyak menimbulkan masalah dan kegelisahan. Seringkali teman-temannya berkumpul dalam forum gosip dan adu domba. Ia berpaling secara perlahan menuju arah kehidupan baru yang mampu memberikan harapan masa depan yang lebih cerah. Ia terfokus pada sekolah-sekolah tahfizh dan menjadi salah satu pelajarnya yang berprestasi melalui berbagai acara diklat tahfizh Al-Quran. Alhamdulillah, ia mampu meng hafalnya hanya dalam rentang waktu 9 bulan. menuturkan kisahnya saat ia berinteraksi dengan Al-Quran, “Seluruh pikiran kami terfokus pada hafalan. Hal itu banyak mem bangkitkan semangat bersaing. Mulanya, saya menghadapi beberapa kesulitan, di antaranya yang terpenting adalah tugas rumah tangga dan mengurusi segala yang berkaitan dengannya.
Juga, mendidik anak-anak yang banyak menyita tenaga, perhatian dan begadang malam. Namun, dengan segera saya dapat mengatasinya dengan mengatur jadwal hafalan, baik di akhir malam atau selepas shalat Subuh. Saya mengenal seorang teman sekaligus sahabat yang banyak membantu dengan bekerja sama dalam menghafal, mende ngarkan hafalan, dan muraja’ah. Maka hasilnya pun luar biasa dan amat menggembirakan. Hasil yang paling besar yang saya petik setelah mampu menghafal Al-Quran adalah saya bisa mempelajari banyak ilmu syar’i. Harapan saya yang paling besar adalah anak-anakku mampu menghafal Al-Quran dan dianugerahi Allah kemampuan untuk bisa mengamalkannya di bawah motivasi dan perhatian suamiku dalam upayanya menghafal Al-Quran sekaligus dukungannya kepada saya untuk menghadiri berbagai diklat dan pertemuan kaum wanita.
Saya takkan melupakan perhatiannya untuk senantiasa ber upaya komitmen dan berpegang teguh dengan agama, menghafal Al-Quran, serta partisipasinya dalam berbagai perlombaan dan diklat. Sebaliknya, saya akan berusaha agar tidak menimbulkan perasaan pada dirinya bahwa saya terlalu sibuk dan tidak mem perhatikan urusan keluarga. Bahkan saya akan berusaha meng gabungkan antara menghafal dan belajar dengan berbagai tugas rumah tangga dan menunaikannya secara sempurna. Sehingga, bahtera rumah tangga akan tetap berlayar dan berlabuh di daratan kedamaian.
Diambil dari Buku Kisah inspiratif para penghafal alquran karya Ahmad salim badwilan
(BEGE).