Sebuah acara besar yang menggetarkan sukma. Bercampur di dalamnyaairmatakebahagiaan karena mendapatkan ucapan selamat yang demikian hangat. Acara tersebut bukan acara walimahan, bukan pula acara aqiqahan. Namun, ucapan itu diberikan kepada para wanita yang telah begadang malam dan bersungguh-sungguh membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya. Berkat karunia Allah, tujuh dari sembilan anak-anak Ummu LH mampu menghafal Al-Quran secara sempurna. Mereka laksana bintang-bintang yang berkilauan cahaya dalam acara tersebut.
Sangibumengungkapkan perasaan gembiranya, “Sejakmereka masih kecil yakni pada usia 4 tahun, aku menyertai mereka dalam menghafal Al-Quran. Setiap hari, aku membawa anak yang paling kecil ke dapur. Aku pahamkan mereka sedangkan mereka terus mengulang-ulang sebagian surat. Setiap hari, aku mendengarkan dua juz dari masing-masing anak. Aku mendidik mereka berdasar kan pilar-pilar hukum syar’i. Barangsiapa yang konsisten dengan syariat, maka balasannya adalah surga. Sedangkan, orang-orang kafir dan pelaku maksiat tempat kembalinya adalah neraka.”
Sang ibu menuturkan kisahnya, sedangkan kebahagiaan menyelimutinya, “Anggota keluargaku mampu menggabungkan antara menghafal Al-Quran dan pelajaran sekolah. Mereka mampu menjadi pelajar berprestasi. Sebab, metode menghafal Al-Quran telah membantu mereka untuk meraih prestasi di sekolah. Seringkali aku menasihati orang-orang yang ada di sekitarku agar menjauhi sikap membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, shopping, dan tenggelam dalam kehidupan dunia. Namun hendaknya mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan menghafal Al-Quran. Aku senantiasa mendapatkan respon baik dan sambutan positif dari mereka yang ada di sekitarku, baik dari anggota keluarga maupun para tetanggaku.”
Diambil dari Buku Kisah inspiratif para penghafal alquran karya Ahmad salim badwilan
(BEGE)