Inspirasi Amalan Al Qur’an
Pembatas Hati
أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
Allah membatasi antara manusia dan hatinya (Al-Anfal : 24)
Alhamdulillah, Allah memberikan kita nikmat tubuh yang denganya kita bisa beribadah. Dari semua bagian tubuh kita, ada bagian yang paling mulia, ada bagian yang paling utama. Bagian itu adalah hati. Karena hati adalah tempat mengingat Allah, hati adalah alat untuk berhubungan dengan Allah. Hati adalah tempat Allah memandang kita. Nabi bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.”
Sayangnya tidak semua kita bisa mengetahui kondisi hati kita. Apakah kondisi hati kita sedang baik atau sedang buruk. Padahal mereka yang mengetahui kondisi hatinya akan mengetahui posisinya disisi Allah, sebagaimana ungkapan, Barang siapa mengenal hatinya maka ia akan mengenal siapa tuhanya.
Surat Al-Anfal ayat 24 diatas menjelaskan, bahwa Allah menjadikan batas antara manusia dengan hatinya. Bagaimana cara Allah menjadikan batas tersebut? Yakni ketika manusia tidak mengenal Allah dan tidak merasa diawasi oleh Allah.
Hal ini diperparah lagi dengan bisikan – bisikan setan yang selalu datang menebarkan was – was pada hati. Sungguh malang, hati tidak mengenal Allah lalu datang setan dengan bisikan bisikan jahat, makin jauh dan makin tebal batas antara diri dengan hatinya.
Apalagi jika setan masuk melalui pintu – pintu besar dalam menguasai hati manusia. Pintu – pintu besar yang dilalui setan membuat setan bisa dengan cepat masuk dengan membawa bala bantuan yang sangat banyak untuk menguasai hati yang dimasukinya. Pintu besar tersebut adalah sifat dan akhlak kita sendiri, berupa ambisi dunia, rasa hasad pada suadara, amarah, emosional, syahwat, kenyang berlebih, ketamakan harta, dan fanatik buta.
Jika sudah demikian tebal dan jauhnya diri mengenal hatinya, maka dzikir akan serat, ibadah akan berat, amal sholeh melambat. Setan dalam hati tak takut dengan dzikir, setan tak mau pergi dari hati, mencongkol kuat menguasai hati. Kekuatanya bertambah kuat karena jauhnya hamba dari mengingat Allah dan buruknya akhlak hamba pada manusia dan pada dunia.
Lantas bagaimana terapinya?. Dimulai dari memohon pertolongan pada Allah, lalu belajar mengenal Allah, sering menyebut namaNya, diringi dengan perbaikan akhlak dan hati secara terus menerus, hingga Allah berikan taufik dan hidayah pada kita semua.
Perbaiki hati dengan akhlak yang baik dan adab yang baik. Jika hati telah baik maka semua anggota tubuh akan ikut membaik, karena hati adalah raja dan anggota tubuh lainya adalah bawahanya. Jika ada ungkapan ikan busuk dari kepala, maka amal busuk (amal buruk) dari hati yang busuk (hati yang buruk). Semoga Allah membukakan diri kita dengan hati kita, dan jika sakit semoga Allah sembuhkan hati kita. Aamiin
Tulus Prasetyo