Menjadi mahasiswa telah menandaan bahwa fase ini adalah episode di mana kita sudah mulai dianggap dewasa oleh orang tua kita. Episode di mana orang tua sudah mulai rela melepas anaknya untuk pergi dan beaktivitas sesuai dengan kehendak yang dia mau. Namun, apakah sebenarnya episode ini kebanyakan mahasiwa sudah ebnar-benar dalam masa-masa dewasa? Jawabannya adalah belum tentu. Bisa kita lihat, memang ada teman-teman kita ketika beralih statusnya menjadi mahasiwa, ia kemudian beralih juga memiliki pola pikir yang lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih terarah dalam setiap tindakan dan perbuatnnya. Namun tidak jarang juga, ada teman-teman kita yang ketika beralih statusnya menjadi mahasiwa, ia bagaikan singa yang telah lama dipenjara dan akhirnya menemukan moment di mana panjara itu terbuka dan siap untuk berkala dengan sebebas-bebasnya. Mungkin ketika kita merujuk pada kondisi umum, hal ini cukup banyak terjadi.
Pertanyaannya adalah “Lalu manakah diri kita? Apakah kita akan menjadi yang bertambah dewasa atau yang satunya?” Tentu semua orang ingin menjadi orang yang lebih dewasa dalam setiap perjalanan hidupnya. Namun pada kenyataannya menjadi lebih dewasa, lebih bijaksana, dan lebih profesional, hal ini sungguh sulit untuk dilakukan. Apalagi jika lingkungan yang kita miliki adalah lingkungan yang kurang mendukung. Sekalipun kita ingin menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih porfesional, dan sekalipun kita punya hasrat untuk melakukannya, namun apabila ternyata lingkungan kita kurang mendukung, maka hal ini menjadi sangat berat. Tak jarang juga teman-teman kita banyak yang menyerah dan menguburkan impian-impian mulia mereka.
Menjadi seorang mahasiswa merupakan suatu kesempatan yang luar biasa bagi Saya. Mahasiswa adalah anak muda. Ibarat matahari di siang hari, terang dan panas membara, mahasiswa memiliki ketajaman pikiran dan semangat yang berkobar-kobar. Di samping itu, dunia kampus menjadi suatu fase di mana kita akan mendapatkan banyak sekali peluang untuk mengembangkan diri kita. Tumbu oleh tutup, gayung bersambut, kesempatan ini adalah kesempatan yang tepat untuk mengeksplor berbagai hal baru. Dari situ, akan muncul banyak tipe-tipe dari mahasiwa. Ada mahasisawa yang menjadi kupu- kupu (kuliah pulang kuliah pulang), kura- kura(kuliah rapat kuliah rapat) dan masih banyak lagi.
Ada mahasiswa yang dari maniac lomba, ada yang aktivis organisasai, ada yang kulaih sambal membangun bisnis, dan satu lagi yang sering terlupa karena tidak banyak yang mengekspos adalah ada tipe mahasiwa yang selain dia belajar di kampus, maka dia menimba ilmu agama. Tipe mahasiswa ini memang cukup jarang tersekspos, ya mungkin belum menjadi trend atau way of life dari mahasiwa masa kini.
Sebagai seorang yang dari SD sampai SMA bersekolah di sekolah negeri, banyak sekali pengetahuan dan pola pikir yang salah beragama. Ditambahi lagi lingkungan keluarga juga bukan lingkungan yang berwawasan dan nuansakan islam. Saya bersyukut telah diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa begabung di Azzakiyyah. Jujur tidak hanya lingkungan agama saja yang saya dapatkan, akan tetapi lingkungan yang mendukung untuk terus bertumbuh dan berkembang. Mengembangkan potensi yang kita miliki sesuai minat dan bakat kita.
Terakhir, Saya tidak tahu siapa kelak di masa depan yang akan membaca tulisan ini. Namun pesan yang ingin Saya sampaikan kepada entah siapa yang membaca tulisan ini di masa depan. Yakinkanlah dirimu dan bersyukurlah telah masuk menjadi bagian dari Azzakiyyah. Ini merupakan karunia Allah yag luar biasa, tetaplah istiqomah di jalan ini. Jalan di mana sedikit dari para mahasiswa yang mau menempuhnya, namun seperti yang pernah seroang guru katakan kepada Saya “Insyallah akan ada banyak keberkahan keberkahan yang akan datang ketika dirimu bergabung ke dalamnya” Jika tidak percaya buktikan sendiri!
Ditulis 08/11/2022
Oleh : Muhammad Ilham Nurrahman, Mahasiswa Semester 7 UPN “Veteran” Yogyakarta,
Mahasantri Pondok Mahasiswa Azzakiyyah