HIDUP ini akan terlihat indah, bunganya mekar merekah, dengan kesucian dan kebersihan yang menjadi dasar ibadah yang diwajibkan dalam Islam. Peran manusia dalam kehidupan ini pun akan terlihat jelas dalam bentuk penghambaan yang tulus hanya kepada Allah Swt dengan melaksanakan ibadah wajib, seperti shalat, puasa, haji, zakat, zikir, dan syukur nikmat. Nilai seseorang bergantung pada kebajikan dan kebaikan yang diberikan kepada orang lain, seperti membantu memenuhi kebutuhannya. Semua itu ada pahalanya. Begitu pula ciri Islam akan dikenal lewat syiarnya, seperti azan, iqamah, shalat Jumat, shalat berjamaah, membangun menara yang tinggi, masjid jami’, atau musala-musala kecil di kampung kampung dan sebagainya. Semua ini demi menampilkan nilai-nilai dan kedudukan Islam yang sangat tinggi, serta menjelaskan risalahnya dalam kehidupan ini. negeri
Allah Swt. berfirman, Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sabayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS Al-Nisa’ [4]: 36).
Dengan kata lain, penghambaan yang tulus karena Allah Swt. dan membuang segala bentuk kesyirikan maupun pengultusan selain-Nya adalah bukti keagungan dan kemuliaan seseorang, juga keterjagaan eksistensi dan hak-haknya. Selain itu, bukti jalinan yang terhubung antara dirinya dan Tuhan. Bahwa ia adalah manusia yang memiliki perasaan terdidik emosional yang terhormat, berperilaku baik, berakhlak mulia, bercita-cita tinggi, bermoral
luhur, mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri, dan berbuat kebaikan kepada semua orang. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir dan Muslim dari Hudzaifah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap perbuatan baik adalah sedekab. “Dengan kata lain, setiap perbuatan baik, seperti mengajak pada kebaikan, membantu memenuhi kebutuhan orang lain, menolong sesama meskipun hanya dengan kalimat yang baik, dan menunjukkan alamat yang dituju, semuanya mendatangkan pahala yang sama dengan sedekah harta.
Adapun kebersihan tubuh dan pakaian, serta kesucian lingkungan adalah sarana agar ibadah diterima. Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa menyempurnakan wudhunya, lalu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Jumat dan mendengarkan khutbab dengan saksama maka dosa-dosanya dari Jumat tersebut hingga Jumat berikutnya diampuni, ditambah tiga bari. Dan barang siapa menyentuh (memainkan) batu kerikil, berarti ia telah berbuat sia-sia. “Hadis ini berisi perintah menyempurnakan rukun, sunnah, dan adab wudhu, melaksanakan shalat Jumat, mendengarkan khutbah dengan khusyu’ dan tidak bercanda, berbicara, atau melakukan aktivitas lain. Jika itu dipenuhi maka shalat Jumatnya dapat menebus dosa-dosa yang ia lakukan dalam sepuluh hari.
Hadis di atas diperkuat oleh riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat lima waktu, shalat Jumat ke sbalat Jumat berikutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan sesudabnya, menghapus dosa di antara keduanya selama ia menjauhi dosa besar.” Dengan kata lain, kewajiban di atas menghapus kesalahan dan dosa-dosa kecil. Sementara itu, dosa-dosa besar seperti syirik kepada Allah Swt., membunuh, durhaka kepada kedua orang tua, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan pertempuran, menuduh zina wanita muslimah yang sudah menikah, dan sebagainya, hanya dapat diampuni dengan tobat yang tulus.
Hal ini dipertegas lagi oleh hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Maukah kalian aku tunjukan amalan yang dapat menghapus dosa-dosa dan dapat mengangkat derajat (di surga)? Para Sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah selesai shalat. Itulah kesiagaan kalian. Pengertian menyempurnakan wudhu adalah melakukannya dengan sempurna. Maksud waktu-waktu yang tidak disukai adalah waktu-waktu yang dirasa berat, seperti saat sakit, bepergian, cacat, dan dingin. Adapun pengertian menunggu shalat setelah selesai shalat adalah mempertautkan hati dengan shalat dengan senantiasa bersiap-siap untuk melaksanakan shalat berikutnya. Kesiagaan adalah bagian dari jihad. Siaga berarti siap menghadapi serangan musuh.
Keutamaan wudhu sebagai simbol kebersihan terlihat dalam hadis riwayat Imam Mu dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, Apabila seorang Muslim at mukmin berwoudbu, kemudian ia membasuh wajahnya maka semua dosa yang dilihat keluar dari wajah bersama air itu, atau bersama tetesan air yang terakhir. Apabila ia memband kedua tangannya maka semua dosa yang diperbuat kedua tangannya keluar bersama air itu, ata bersama tetesan air yang terakhir. Apabila ia membasuh kedua kakinya maka semua dosa y ia lakukan dengan kedua kakinya keluar keluar bersama air itu, atau bersama tetesan air yang terakhir. Pada akhirnya, ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa. “
Diambil dari Buku Akhlak Muslim karya Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili
(DM)