Inspirasi Amalan Al Qur’an
Rilis: 31 Maret 2023
Gelapnya Penjara Lebih Baik Dari Gemerlapnya Kemaksiatan
Saudaraku yang sedang merasakan disempitkan oleh dunia, dipojokan oleh kehidupan, dianiaya oleh orang. Sehingga semua terasa gelap, pengap, dan sempit dalam menjalani hari – hari. Seakan – akan sedang berada di dalam sebuah penjara. Mari bersama kita tadaburi ayat dari surat yusuf bersama – sama.
Suatu ketika yusuf dihadapakan pada keadaan dimana ia diajak bermaksiat oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kekuasaan. Wanita tersebut adalah istri raja Al ‘Aziz. Lalu berita itu disampaikan oleh orang – orang disekitarnya dengan bujukan agar yusuf mengikuti ajakan tersebut. Mendengar ajakan tersebut, yusuf berdoa kepada Allah.
قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ
Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. (Yusuf:33).
Sebuah kalimat yang keluar dari seorang anak nabi yang juga telah menjadi nabi. Kalimat indah yang bermuatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah. Kalimat dari hati yang bersih dan pandangan batin yang jauh. Sehingga sampai pada kesimpulan, bahwa penderitaan yang akan yusuf dapatkan di penjara adalah lebih ringan, dan lebih disukainya daripada kenikmatan sesaat yang mengantarkan pada murka Allah.
Seolah nabi yusuf alaihissalam ingin meneladankan pada kita. Bahwa hal yang dilihat oleh oranglain adalah sebuah penderitaan, itu lebih baik bagi kita jika dibandingkan oleh kebahagiaan dalam pandangan oranglain meskipun itu kemaksiatan disisi Allah. Karena bagi orang yang cerdas, penderitaan yang sebentar di dunia ini adalah lebih baik daripada adzab dan kemurkaan Allah. Sedang bagi yan tak ingin berfikir dan tak hidup hatinya, kesenangan sesaat lebih baik daripada kesenangan yang abadi kekal selama – lamanya.
Ada hamba yang merasakan hidup seperti di penjara, penuh kesusahan dan kesedihan. Padahal dahulunya ia merasakan kebahagiaan hidup yang luar biasa. Allah memberikan kepadanya beberapa kesulitan dan kesempitan hidup sehingga ia tidak bisa melakukan hal – hal yang dulu biasa ia lakukan. Kemaksiatan yang dulu bisa ia lakukan dengan mudah sekarang sulit ia lakukan karena Allah persulit dan persempit hidupnya.
Dulu bisa dengan mudahnya bermaksiat dengan hartnya, lalu Allah kurangi hartanya hingga ia merasakan sempitnya hidup dengan sedikit harta.
Dulu bisa dengan mudah bermaksiat dengan wasilah (lantaran) dengan nama besar dan terkenal, lalu Allah kurangi keterkenalanya hingga ia merasakan terasing bagai di penjara.
Dulu bisa dengan mudah bermaksiat dengan wasilah jaringan keluarga dan pertemanan yang kuat, lalu Allah lemahkan jaringan tersebut hingga ia merasakan tidak bisa terhubung dengan semuanya.
Dulu bisa dengan mudah bermaksiat dengan wasilah profesi dan jabatanya, lalu Allah hancurkan profesi dan jabatanya hingga ia merasakan gelapnya hidup tanpa harapan.
Dalam keadaan tersebut, yang kita kira dan oranglai kira itu adalah penjara dalam kehidupan, sempit, terasing, gelap, lemah, terisolasi, dan tanpa solusi. Adalah lebih baik disisi Allah daripada kebebasan yang penuh dengan kemaksiatan pada Allah dan RasulNya.
Bersabar, bersyukur, banyak muhasabah diri dan pasrah kepada Allah. Karena justru kemulian nabi yusuf bertambah setelah nabi yusuf dipenjarakan. Dan kemuliaan kita semua akan bertambah pula setelah kita dipenjarakan oleh keadaan dan kondisi yang kita anggap sulit ini. Aamiin. Sungguh, dalam kacamata nabi, hidup dalam kesusuhan adalah lebih baik daripada hidup dalam kemaksiatan. Dan tidak ada orang yang taat menjauhi maksiat, hidupnya jadi susah. Yakinlah. J
Ust Tulus Prasetyo