_Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara disimpulkan dengan kata selamat dan bahagia. Mau sekolah kemanapun, mau nyantri dimanapun, asal selamat dan bahagia sudahlah cukup. Kita perlu pastikan putri kita masuk ke lembaga pendidikan yang bisa memberikan keselamatan dan kebahagiaan untuk putri kita._
Memilih lembaga pendidikan untuk putri kita memang harus dipertimbangkan dengan baik. Karena lembaga pendidikan yang kita pilih akan menentukan masa depan putri kita kelak. Jika hendak memasukan putri kita ke pesantren, beberapa hal ini perlu dipertimbangkan untuk menjaga keselamatan dan kebahagiaan putri kita.
*Pertama*, pastikan bahwa aqidah (keyakinan) dari ustadz atau kiyayi pesantren tersebut shahih (benar dan lurus). Ada beberapa aliran yang menyimpang aqidahnya. Hal ini akan sulit dijelaskan ke awam jika tidak ngaji. Yang sederhana, lihat dan cari informasi sebanyaknya tentang siapa kiyayinya. Kalau tidak seumunya kiyayi, contoh, tidak dikenal masyarakat, tertutup, suka aneh – aneh, tidak jelas pendidikanya, tidak seperti kiyayi pada umumnya. Maka sebaiknya dipertimbangkan lagi. Jika putri kita berguru pada kiyayi yang menyimpang aqidahnya, bisalah kita rugi di dunia dan di akhirat.
*Ke-dua*, cari tahu akhlak dari sang kiyayi. Karena kualitas ilmu salah satunya dinilai dengan kualitas akhlak. Bahkan jika ilmu tidak begitu menonjol tapi akhlak baik, layaklah kita pertimbangkan. Karena akhlak akan menumbuhkan ilmu. Kalau kita belum pernah bergaul dengan kiyayinya, cari tahu saja reputasinya di sekitar pesantren. InsyaAllah kita akan dapat banyak gambaran akhlak kiyayi pesantren.Berguru pada guru yang berakhlak akan menyelamatkan anak kita. Minimal selamat dari kerugian dunia.
*Ke-tiga*, pastikan pengajar pesantren ada ustadzah atau nyainya. Terlebih pesantren al Qur’an. Dengan alasan apapun kurang baik jika yang mengajar, mentahsin, mentahfidz putri kita hanya ustadz atau kiyayi saja tanpa ada ustadzah dan nyainya. Kalau pesantren putri bagusnya juga putri pengampu utamanya. Hal ini terkait bahasan fitnah hubungan laki – laki dan perempuan.
*Ke-empat*, pastikan lingkungan pesantren kondusif untuk kontrol sosial, dalam artian tidak terlalu tertutup dengan sosial di sekitarnya, sehinga jika ada sesuatu terjadi di pesantren, mudah diketahui orang banyak dan mudah bagi santri atau ustadzah untuk melaporkanya ke masyarakat.
*Ke-lima*, pilih pesantren yang memberi peluang untuk tetap ada komunikasi dengan orangtua meski hanya sebulan sekali atau sesemester sekali. Masalah waktu setiap pondok beda – beda. Tapi usahakan pilih yang tetap ada peluang komunikasi. Karena bagaimanapun kita percaya pada pondok, kita tetap wajib menanyakan dan menjalin komunikasi dengan putri kita untuk memantau perkembanganya.
Masih banyak hal yang bisa dipertimbangkan lagi untuk keselamatan dan kebahagiaan putri kita di pesantren dan setelah lulus pesantren kelak. InsyaAllah besok ditambah lagi.
Salam Selamat dan Bahagia.
Tulus Prasetyo
_Pembantu di Pesantren Putri Azzakiyyah_