Inspirasi Amalan Qur’an
Rilis : Jum’at, 3 Febuari 2023
Apakah Kuda Lebih Baik Dari Manusia?
وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, (Al Adiyat: 1)
Surat al adiyat adalah salah satu surat yang dinamai dengan nama hewan dalam al qur’an, al adiyat artinya kuda perang. Surat ini dibuka dengan sumpah (qasam) Allah dengan menyebut kuda. Kaidahnya sesuatu yang tertulis di al qur’an pasti mengandung pelajaran dan pasti penting, baik itu untuk pelajaran kebaikan maupun kuburukan. Apalagi jika langsung di gunakan untuk sumpah oleh Allah. Kita bisa dapatkan Allah bersumpah dengan hal – hal penting di al qur’an, demi waktu, demi malam, demi siang, demi langit, demi gunung, dll. Berarti akan ada pelajaran penting yang Allah ingin sampaikan dengan menyebut kuda di surat al adiyat.
Sumpah dengan nama makhluk hanya boleh bagi Allah, bagi mahkluk tidak diperbolehkan. Sebagai penjelasan tafsir al muyasar “Tidak boleh bagi makhluk bersumpah kecuali dengan nama Allah, karena bersumpah dengan selain Allah adalah syirik.” Jika kita ingin bersumpah cukup dengan menyebut nama Allah, Demi Allah.
Dalam surat al adiyat Allah bersumpah dengan tiga sumpah: dengan kuda yang lari sambil bersuara karena berlari begitu cepat; dengan kuda yang mengeluarkan percikan api dari kakinya yang menghentak bebatuan; dan dengan kuda yang menyerang musuh pada pagi hari sehingga menerbangkan debu-debu di daerah musuh karena berlari sangat kencang, sehingga kuda itu membawa penuggangnya ke tengah kumpulan para musuh, sehingga dia benar-benar di dalam medan perang.
Allah mengambarkan pada kita bagaimana kondisi kuda perang, gambaran yang sangat teliti sampai suara nafasnya pun Allah beritakan. Sebuah kuda yang gagah, yang pemberani, yang kuat, dan punya daya tahan sehingga patut untuk digunakan sebagai tunggangan di medan perang. Tentunya kuda seperti ini bukan kuda biasa.
Kuda perang itu terlatih. Pelatihnya (pemiliknya) telah memilihara kuda tersebut dengan baik. Diberi makanan yang berkualitas hingga badanya kuat. Diberi tempat tinggal yang nyaman hingga tumbuh kepercayaan. Dilatih dengan tulus hingga trampil. Dimandikan dengan penuh kasih sayang hingga terbangun hubungan baik.
Kuda tersebut adalah kuda yang diperlaukan dengan baik oleh pemiliknya pantas jika dia nurut sama penungganya. Penunggangnya perintah belok kiri pasti ia akan ke kiri, diperintah belok kanan pasti akan ke kanan. Diminta berlari pasti akan berlari, diminta meloncat pasti meloncat, diminta berhenti dengan sigap akan berhenti. Ia adalah kuda yang taat dan patuh pada pemiliknya karena kebaikan pemiliknya dalam menghidupi dan merawatnya.
Lantas pahamkah kita jika surat ini adalah sindiran lembut dari Allah untuk hati orang – orang beriman seperti kita semua. Jika kuda saja mampu taat pada penungganya karena kebaikan perawatanya. Tidakkah kita sebagai manusia yang lebih baik dari kuda, lebih lengkap akal dan jiwanya, punya hati dan perasaan pantas untuk lebih taat dan patuh pada Allah yang telah memberikan kita kehidupan, membesarkan kita, dan merawat kita dengan sangat baik dengan semua nikmatNya. Lalu wajah kita tertunduk dan hati kita menangis dalam iman dan pengharapan. Aamiin
Ust. Tulus Prasetyo, MBA
Pesantren Azzakiyyah