Rahasia Jalan Kebahagaian dalam Surat Al Lail

Inspirasi Amalan Al Qur’an
Rahasia Jalan Kebahagaian dalam Surat Al Lail

*فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَى
dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
(Al Lail : 5-6)

Bismillah, dalam surat Al Lail yang berarti waktu malam Allah memulai dengan kata malam lalu siang. Karena waktu malam datang lebih awal daripada siang. Lalu Allah mendahulukan kata laki – laki baru kemudian perempuan, karena penciptaan adam (laki – laki) lebih dahulu daripada hawa (perempuan). Kita belajar adanya urutan dan tahapan di alam ini, itu yang Allah sampaikan secara tersirat dalam ayat – ayat awal di surat Al Lail.

Urutan dan tahapan dalam berbagai hal adalah sunnatullah. Semua berproses secara bertahap dan berurut. Bahkan demikian juga dalam masalah kebahagiaan. Allah isyaratkan jalan – jalan kebagiaan dengan urutan yang ada di dalam surat ini. Barangsiapa menempuhnya maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat.

Pertama, jalan yang hendak ditempuh adalah أَعْطَىٰ , artinya adalah memberi. Memberi di jalan Allah artinya adalah berkorban. Pengorbanan itulah perintah Allah. Pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan harta sesuai dengan kemampuan kita. Memberi itulah kebahagiaan, tidak bisa didebat oleh siapapun bahwa orang yang bisa memberi akan lebih merasakan kebahagiaan daripada orang yang diberi. Benarlah sabda rasul tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.

Kedua, hendaklah menempuh وَٱتَّقَى ,artinya adalah ketaqwaan kepada Allah. Taqwa kata umar bin khatab arinya adalah hati – hati, sebagaimana hati – hatinya seseorang yang berjalan dijalan yang penuh dengan duri. Ketaqwaan akan membawa kita selamat pada tujuan, sebagaimana selamatnya orang yang naik sepeda dengan hati – hati. Mereka yang hati – hati dalam membawa hidup lebih bahagia daripada yang tidak semaunya sendiri dalam hidup.

Ketiga, وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَى artinya adalah membenarkan wahyu, percaya dengan perintah Allah, dan yakin akan perintah Rasulullah. Membenarkan wahyu akan menimbul ridho dengan perintah dan larangan, membuka hikmah – hikmah kehidupan dan membawa pada keberkahan hidup. Mereka yang telah membenarkan wahyu akan hidup dengan samudra nikmat dan kesyukuran.

Ketiga jalan diatas telah ditempuh oleh sahabat yang bernama Abu Bakar Assidiq, Beliau memberikan hartanya untuk membebasakan budak, lalu bertaqwa dalam keislamanya, lalu membenarkan segala perintah Allah dan RasulNya. Kebahagiaan yang didapat Abu Bakar dalam kehidupanya telah banyak diceritakan. Semoga Allah memudahkan kita menempuh jalan tersebut. Aamiin

Tulus Prasetyo
Pesantren Azzakiyyah Yogyakarta

Open chat
Halo
Ada yang bisa dibantu?