Nasehat Ustadz Tentang Berfikir Besar?
Disela – sela pengajian ustadz kami menyampaikan bahwa perjuangan kita membutuhkan orang yang bisa berpikir besar. Pikiran besar akan mendorong untuk beramal besar dan amal besar akan berdampak luas. Ketiganya adalah kebaikan dan cukup banyak dalilnya dalam islam, karena tanpa pikiran besar tak mungkin nabi dan para sahabatnya bisa mengembangkan islam.
Nasehat ustadz kami biasanya di why (mengapanya), untuk how (bagaiamananya) biasanya tidak sempat beliau sampaikan. Akhirnya kami sering membawa banyak pertanyaan selepas pengajian. Termasuk nasehat tadi malam, kami jadi bertanya? Gimana caranya membuat santri bisa memiliki pikiran besar, juga membuat para ustadz dan ustadzah berfikiran besar?.
Kami sendiri juga baru belajar, dari beberapa yang kami baca memang perlu dilatih dan dibiasakan cara berfikir besar. Karena cara berfikir itu terbentuk dengan dibiasakan. Mereka yang terbiasa berfikir besar lebih mudah diajak berfikir besar daripada yang belum terbiasa berfikir besar. Hal ini benar – benar perlu latihan karena ngaji belum tentu membuat kita bisa berfikir besar, sekolah belum tentu membuat kita berfikir besar, dan umur bertambah juga belum tentu membuat kita berfikir besar.
Saya baca – baca secara sederhana agar kita bisa memiliki pikiran yang besar bisa dimulai dari rumus ini. Pertama berkeyakinan besar (belief system). Kedua membiasakan melihat “karya” yang besar – besar (baik dari angka maupu kualitas). Ketiga Memikirkan yang besar tersebut. Keempat berwawasan dan berwacana yang besar – besar. Kelima berdiskusi dengan orang yang sudah pada level tersebut. Keenam beramal terus dari yang bisa dilakukan sambil disipilan dalam pikir dan rasa untuk rumus pertama sampai ke lima.
Para master pengembangan diri sering menyebutkan scale up (tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar). Bukan hanya masalah materi atau penghasilan saja, tapi juga pada cara berfikir. Bahkan para coach keberlimpahan malah memulainya dari scale up rasa dulu. Jadi men-scale up rasa, men-scale up pikiran, baru men-scale up amalan.
Coba direnungkan dulu, dimana level berfikir kita? Jika sekiranya sudah besar Alhamdulillah, jika belum mari diperbesar. Lebih – lebih jika niatnya adalah kebaikan atau bermanfaat untuk orang lain. Bagi saya Anda wajib memperbesar pikiran anda. Agar kebaikan dan kemanfaatan anda meluas melebar meninggi semaksimal mungkin. Aamiin
Pengalaman kami ketemu “orang” beragam masalah amal dan pikiran ini. Ada yang lulusanya bukan sarjana tapi pikiran dan amalanya besar. Ada juga yang sarjana tapi pikiranya sempit (tidak semua yah, tapi ada). Bahkan ustadz kami pas di mekkah pernah berujar “sayang doktor hadist tapi cara mikirnya masih seperti pedagang cilok (tidak untuk merendahkan pedangan cilok, hanya untuk gambaran mudahnya jualan cilok, apalagi jika hanya 1 grobak). Kan sayang sekali kemanfaatanya.”
Bismillah, mari latihan berfikir besar. Jika sudah Alhamdulillah, tulisan ini untuk catatan pribadi kami sebagai pengingat orang baik perlu berfikir besar, agar kebaikanya ikut membesar.aamiin.
-tulusprasetyo
Azzakiyyah Ganjuran