Pentingnya “Guru” Bagi Anak Kita
Saat ini kita sedang memasuki era internet, semua informasi mudah didapatkan bahkan berlimpah. Para ahli menyebut zaman ini dengan istilah zaman kebanjiran informasi. Hal ini membawa dampak pada cara kita mendapatkan, menganalisa, menyimpulkan dan mengamalkan informasi tersebut. Dampak positifnya ada, dampak negatifnya ada.
Jika dihubungkan dengan pendidikan keagamaan anak kita, zaman ini jelas zaman keberlimpahan materi pembelajaran. Dampak postifnya tinggal ketik di internet akan muncul materi apa yang ingin kita cari, ustadz siapa yang ingin kita dengar, kiyayi siap yang ingin kita serap wawasanya. Semua mudah dan sangat muda dilevel mendapatkan informasi.
Pendidikan islam untuk anak kita tidak sebatas pada yang penting tahu, jika itu yang targetnya maka internet memang cukup. Namun yang kita inginkan anak kita bisa tahu, bisa mau, dan bisa mampu dalam beberapa amalan diri, baik yang sifatnya wajib dan sunnah, adab dan akhlak, iman dan amal. Hal itu tidak mungkin bisa dicapai jika hanya melalui internet (youtube, facebook, ig, dll).
Anak kita perlu sosok yang bisa ia teladani dalam kehidupan sehari – hari, perlu sosok yang mampu meracikan ilmu, mentahapkan dan mengurutkan dalam pendidikan iman dan amal. Mereka perlu guru, yang mendoakan, mendekati, mengarahkan, dan mengembakan. Guru yang mengakui mereka sebagai murid, ustadz yang mengakui mereka sebagai santri. Sehingga hubungan keduanya adalah hubungan ibadah antara guru dan murid yang berharap berkah.
Ironis jika anak kita ditanya siapa guru mu, siapa ustadz mu?. Mereka menjawab pak A, ustadz B, Kiyayi C. Apa kamu kenal mereka nak?, Kenal. Namun apa beliau – beliau mengenalmu nak?, bisa jadi tidak. Lalu bagaiamana beliau menganggapmu sebagai murid?.
Guru dan ustadz yang kami maksud disini bukanlah guru dalam artian dari siapa kita belajar tahu informasi?. Namun guru dan ustadz yang kami maksud adalah beliau yang selama ini membersamai kita dalam tumbuh dan berkembang, yang perhatian dan doa – doa beliau kita rasakan. Seorang guru yang tahu kelemahan dan kelebihan kita, tahu kecenderungan kita, dan mampu memetakan diri kita. Beliau yang rajin menyirami kita, merawat kita, memupuk kita, bahkan menjaga kita dari serangan hama agar kita tumbuh dan berbuah untuk umat.
Lalu siapa guru anak – anak kita?. Mari…
Tulus Prasetyo
Pondok Pesantren Azzakiyyah Ganjuran